SAMBUTAN
PADA PERINGATAN HUT PHI KE-65,
HAUL KE-24 ALMARHUM KH. M. DAUD ARIF,
HAUL PARA PEJUANG SELEMPANG MERAH DAN PEJUANG LAINNYA SERTA PERESMIAN MESJID AGUNG AL-ISTIQOMAH KUALA TUNGKAL
Tanggal 10 Nopember 2000
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
· Yth,
para kiyai, tuan-tuan guru, Keluarga Besar Yayasan Perguruan Hidayatul
Islamiyah dan Pengurus Mesjid Agung Al-istiqomah Kuala Tungkal
· Saudara-saudara, Hadiri sekalian yang berbahagi
Mengawali
sambutan ini, Saya mengajak kepada kita semua, dengan tidak
henti-hentinya marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, atas rahmat dan ridho-Nya pada kesempatan ini kita dapat berkumpul
bersama-sama di rumah Allah yang megah ini dalam rangka
haul ke-24 Almarhum KH. M. Daud Arif pendiri Yayasan Perguruan
Hidayatul Islamiyah, haul para pejuang Selempang Merah dan pejuang
lainnya serta sekaligus juga meresmikan pemakaian mesjid Agung
Al-Istiqomah Kuala Tungkal.
Haul
seorang tokoh agama adalah suatu yang biasa dilakukan dalam kehidupan
ini. KH. M. Daud Arif adalah seorang ulama yang telah berhasil
mendirikan Perguruan Hidayatul Islamiyah. Nama Beliau ini bagi
masyarakat Jambi khususnya bagi masyarakat daerah Kuala Tungkal tentunya
tidak asing lagi.
Sudah
menjadi tradisi dibeberapa bagian tanah air kita Indonesia, khususnya
di pula jawa untuk menyelenggarakan upacara yang lazim disebut ”haul”,
yang artinya lebih menjurus kepada memperingati riwayat perjuangan
seorang tokoh yang diakui oleh banyak kalangan sebagai tokoh yang diakui
oleh banyak kalangan sebagai ’wali Allah” atau populer disebut dengan
wali keramat. Memang sudah lazim dalam kepercayaan masyarakat Islam
tempo dulu dan bahkan hingga saat ini tentang adanya orang-orang
tertentu yang terkesan memiliki kelebihan yang luar biasa dan kelebihan
tersebut semata-mata dipersembahkan bagi kepentingan umat manusia
secara luas. Sehingga sebagian besar hidupnya semata-mata untuk
masyarakat banyak yang dilandasi dan diilhami oleh ajaran Allah SWT.
Dengan memperingati riwayat perjuanganm tersebut diharapkan kiranya
dapat membias ke dalam jiwa, sehingga kita dapat secara terus menerus
meneladani dan mengamalkan tuntunan agama dengan sebaik-bainya dan
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan tidak henti-hentinya.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Sungguh
merupakan kebahagian yang teramat dalam bagi seorang Kepala Daerah
dapat hadir bersama masyarakat untuk memperingati haul alm. KH. M. Daud
Arif dan haul para pejuang Selempang Merah dan para pejuang lainnya,
serta sekaligus juga pada saat ini kita dapat meresmikan pemakaian
mesjid Agung Al-istiqomah Kuala Tungkal. Sudah barang tentu kegiatan
yang kita laksanakan pada hari ini mempunyai makna dan dampak positif
yang sangat luas bagi perkembangan kehidupan umat Islam khsusunya di
daerah ini.
Saya
akui, bahwa pembangunan suatu mesjid memerlukan perjuangan yang cukup
berat dan memakan waktu yang cukup lama. Hal ini lumrah terjadi, sebab
pengalaman sejarah telah menunjukkan bahwa tidak sebuah mesjidpun di
tanah air kita ini mungkin juga di dunia Islam yang dibangun dengan
biaya yang cukup sejak awal mulanya. Kalau juga ada hanyalah mesjid
bantuan YayasanAmal Bakti Muslim Pancasila pada masa Orde Baru. Lazimnya
pembangunan suatu mesjid dengan modal apa adanya, dan selanjutnya baru
dicari upaya-upaya penyempurnaannya. Atau dengan kata lain ”sambil
jalan sambil pakai baju”. Dalam hal ini Saya ingin menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat kaum
muslim di daerah ini, termasuk kepada Pengurus Mesjid Agung
Al-istiqomah Kuala Tungkal ini yang telah berupaya sekuat tenaga atas
selesainya bangunan fisik mesjid yang megah ini, sehingga dapat
diresmikan pemakaiannya pada hari ini.
Dengan
berdirinya mesjid Agung Al-istiqomah di Kota Kuala Tungkal ini
setidaknya akan semakin menata partisipasi umat Islam untuk membangun
daerah ini. Dan yang lebih penting lagi, kenyataan ini membuktikan bahwa
di tengah-tengah kita terus bepacu dengan kegiatan pembanguan fisik
material, kita tetap dan terus melaksanakan pembangunan mental spritual
secara selaras, serasi dan seimbang dengan melengkapi kebutuhan sarana
dan prasarana serta pengembangan dan peningkatan sumber daya
manusianya. Tentunya sarana pokok pembangunan mesjid ini tidak lain
adalah untuk pusat kegiatan pengembangan agama dengan memantapkan peran
timbal balik antara mesjid dan jama’ah. Atau dengan kata lain mesjid
membina jama’ah dan jama’ah membina mesjid. Sebab, hal ini merupakan
pangkal pengembangan agama dalam hubungannya dengan pambangunan manusia
Indonesia seutuhnya.
Betapapun
besarnya hambatan dan tantangan untuk membangun fisik suatu mesjid,
rasanya tidak kalah pula beratnya tantangan untuk memakmurkan mesjid itu
yang benar-benar sesuai dengan petunjuk-petunjuk agama Islam. Tidak
sedikit mesjid yang indah, megah, dengan bentuk arsitekturnya yang
hebat. Namun keadaannya dari tahun ke tahun bukan semakin marak dan
cerah, melainkan semakin suram. Contoh sederhana dapat kita rasakan
dibanyak mesjid yang dibangun tapi tidak terawat, misalnya dalam
kebersihan. Maaf terpaksa harus dikatakan disini, masih banyak kita
jumpai mesjid-mesjid yang bau kamar kecilnya menusuk hidung sampai ke
ujung mihrab. Tentunya mesjid yang demikian lambat laun akan hilang
kemakmurannya.
Untuk
itu, mulai saat ini Pengurus Mesjid sudah harus mempersiapkan
rancangan dan langkah-langkah kegiatan mesjid Agung Al-istiqomah ini.
Sebab ukuran kemakmuran suatu mesjid itu sebenarnya berada pada tingkat
kepadatan kegiatan atau fungsionalisasi mesjid itu sendiri, bukan dari
bentuk fisik yang megah.
Dengan segala harapan tadi, harapan tadi, dengan berserah diri kepada Allah dan dengan ucapan Bismillaahirrahmaanirrahiim, Saya
resmikan pemakain mesjid Agung Al-istiqomah di Kota Kuala Tungkal ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufiq, hidayah, dan
magfiraoh-Nya kepada kita semua. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !