Pada tahun 1964 ketika bulan puasa, alumnus PHI yang belajar di luar daerah
seperti Jambi, Bukit Tinggi, Jakarta, Jogjakarta dan Banjar[1] kembali ke Kuala
Tungkal yang
bercita-cita mengembangkan pendidikan agama Islam, maka mereka mengadakan
musyawarah untuk membangun SMAI (Sekolah Menengah Atas Islam). Kemudian
diadakanlah musyawarah di rumah H. Makmur. Keinginan pelajar/mahasiswa itu
direspon oleh orang tua. Lalu dibentuklah panitia pembangunan SMAI. Adapun Panitia Pembangunan SMAI diketuai oleh Pasirah Datuk H. Asmuni, Datuk H. Jafri, Datuk
Hasbullah Naud, Datuk Masrani AR, Datuk Harun Zaini, Datuk H. Makmur, Datuk H.
Said, Datuk H. Ahmad, Datuk H. Thaib, Datuk H. Dahlan, Tuan Abdurrahman, Tuan
H. Ibrahim, Tuan H. Hamid Ahmad dan Tuan A. Mahiddin[2]dan lain-lain. Adapun tujuan
dibangun SMAI ini adalah untuk menampung lulusan tingkat MTs, selain itu karena belum adanya lembaga
pendidikan Islam setingkat SMA, sebagai pesiapan untuk alumni yang telah
menamatkan sekolahnya di MTs PHI.
Setelah pembentukan
panitia pembangunan untuk mendirikan gedung SMAI tersebut, maka pada tahun 1964
di bangunlah gedung SMAI yang selesai pada tahun 1967,[3] dengan Kepala sekolah KH.
Said Magewi.[4]
Mendapat bantuan dari pemerintah Bupati Hasanuddin Kamaruddin, bahkan ada
pejabat yang ikut mengajar seperti Danres (Kapolres) Kepolisian Tanjung Jabung Drs. Matusin Abin. Namun SMAI ini hanya mampu berjalan sampai 2 tahun (1967), lalu bubar tanpa
menghasilkan lulusan seorangpun.
[1]Mereka adalah yang tergabung dalam organisasi PEPTIUS.
[2]KH. M. Arsyad. Dokumentasi, (Tt).
[3]Menurut data
yang ada bahwa pada tahun 1965 ini MHI membangun
tempat belajar sebanyak 6 (enam) lokal.
[4]KH. Abdul Halim Kasim, SH. Wawancara, (Jum’at, 20 Agustus 2010). KH. Said Magewi dilahirkan di Kuala Tungkal, Ia adalah alumni Madrasah
Aliyah (Pondok Pesantren) As’ad Seberang Kota Jambi. Ia adalah salah satu dari
empat santri kesayangan KH. Abdul Qadir Ibrahin Mudir ’Am Madrasah As’ad. KH.
Said Magewi bersama tiga orang
temannya yaitu Z. Azwan, M. Sata’ Nasir dan Hasan Basuni (dua nama terakhir
adalah guru PHI, keduanya berasal dari Kuala Tugkal juga sama halnya dengan [KH] Said Magewi) sekitar awal tahu 1960-an mencetuskan ide untuk mendirikan
Organisasi Intra Sekolah dengan nama Keluarga Pelajar As’ad (KPA). Namun ide
tersebut tidak begitu mudah terwujud karena mendapat tantangan dari para ustaz
yang menurut mereka organisasi ini akan dijadikan alat penentang guru. Karena
para santri tersebut adalah murid kesayangan, maka lama kelamaan terwujudlah
organisasi tersebut. Ada beberapa orang lagi alumni Madrasah As’ad dari Kuala
Tungkal yang juga sebagai guru PHI, di antaranya adalah (KH) Ali Abdul Wahab dan (KH) Hasanuddin, (H) A. Murni, (H) A. Basri bin H. Marsam dan (H) Asfandi (tiga nama
teakhir bukan guru MHI) (sekitar tahun 1954-1957). Mereka adalah alumni MHI
yang setelah menamatkan Tingkat Ibtidaiyah di MHI kemudian Lihat juga KH. Abdul Halim Kasim, SH. Sejarah
Singkat Perguruan Hidayatul Islamiyah Kuala Tungkal, (YPHI Kuala Tungkal, 1997), hlm. 10.
Bahri, Syamsul,
Perguruan Hidayatul Islamiyah (PHI): Modernisasi Pendidikan
Islam di Tanah Tungkal, (2012), hlm. 105-111 dan 147-148.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !