PENANGKAPAN TUAN GURU H. DAUD ARIF DAN TUAN GURU H. ABDUL AZIZ, DLL... - Tanjab Tempo Doeloe
Headlines News :
Home » » PENANGKAPAN TUAN GURU H. DAUD ARIF DAN TUAN GURU H. ABDUL AZIZ, DLL...

PENANGKAPAN TUAN GURU H. DAUD ARIF DAN TUAN GURU H. ABDUL AZIZ, DLL...

Written By Tungkal on Monday, August 15, 2016 | 2:15 AM

PENANGKAPAN TG. H. DAUD ARIF DAN TG. H. ABDUL AZIZ, DLL, DALAM SEBUAH KAPAL DAGANG "KM. BALI" DI PERAIRAN TUNGKAL DALAM DOKUMEN BELANDA (TANGGAL 04-02-1948; JAM 01.30)
--------
E. Penangkapan Belanda Terhadap Kapal Dagang KM. Bali
Tindakan Belanda semakin mengganas dan sewenang-wenang menangkapi para pemimpin-pemimpin Jambi. Belanda menangkap sebuah kapal dagang bernama KM. Bali yang akan berangkat ke kota Jambi ditangkap Marine Belanda di perairan Kuala Betara dan Kuala Tungkal. Selain barang-barang dagangan seperti beras, di kapal tersebut juga terdapat penumpang, yaitu:
1. Kapten Tail.
2. Letda A. Saman.
3. Serma Kader (Cadet) Naning (Ajudan) dan beberapa orang pengawal.
4. Haryono (Kepala Pabean).
5. Pembantu Inspektur Kls. II Asmara Siagian (anggota Polisi).
6. Pegawai Doane.
7. Kapten M. Thaib RH (Komandan Batalion 18/Kompi Kuala Tungkal).
8. Letnan II R. Umar (Staf Batalion/Kompi Kuala Tungkal).
9. Serma Rivai.
10. Guru H. M. Daud Arif (Kepala Jawatan Agama dan Ketua Masyumi, Mudir PHI Kuala Tungkal).
11. Guru H. Abdul Azis (Hakim Agama Kuala Tungkal).
12. Guru H. M. Thaib (Pegawai Kantor Agama Kuala Tungkal).
13. Guru Gumri Abdullah (Guru agama) dan beberapa orang sipil lainnya.
14. Dll

Penangkapan ini diikuti pula dengan penangkapan 11 orang bintara dan tamtama lainnya dan beberapa orang (semua penumpangnya) yang kebetulan menumpang kapal tersebut dari kota Jambi akan kembali ke posnya di Pelabuhan Dagang dan Kuala Tungkal. Para guru yang ditangkap ketika hendak menghadiri Konferensi Djawatan Agama (KDA). Kemudian mereka dibawa ke Tanjung Pinang (Riau) sebagai tawanan perang (krigsgevangenan), sedangkan beras di buang ke laut. Rombongan Letda A. Laman Yatub dan Kapten M. Thaib RH dan Letda R. Umar serta anak buahnya ditawan di Tanjung Pinang, sedangkan penumpang sipil lainnya dibebaskan. Di antara mereka ini dibebaskan setelah adanya pertukaran tawanan berdasarkan KMB atau Penyerahan Kedaulatan di Jakarta. Dengan banyaknya konflik di daerah Jambi, menyebabkan Pemerintah Belanda khususnya Kepala Badan yang menangani konflik di daerah Jambi (Hoofd van Het Strijdbureau Djambi) meminta agar Wakil dari Kantor Perjuangan untuk Wilayah Luar Negeri (daerah Malino) untuk menetapkan dan jika memungkinkan agar didirikannya perwakilannya di pantai Kuala Tungkal.

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Tanjab Tempo Doeloe - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya